LOMBOK TENGAH. MP

Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) selama ini mempunyai peranan yang cukup strategis dalam rangka mendukung swasembada pangan. Hal ini didukung dengan potensi sumber daya lahan baku sawah seluas 54. 517 Ha dan lahan kering seluas 51. 740 Ha dengan produksi padi sebesar 527. 796. Untuk tetap mempertahankan itu, maka keterlibatan semua element termasuk sinergitas antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan Aparat Penegak Hukum (APH) sangat panting dalam mengawal berbagai bantuan yang diberikan pemerintah kepada para petani.

Untuk itu, sinergitas itu panting agar bantuan yang diberikan bisa digunakan dengan sebaik baiknya. Mengingat kebutuhan akan hasil pertanian Ke depan akan semakin meningkat. Sehingga produktifitas juga hams ditingkatkan. “Agar hasilnya malksimal, sinergitas ini harus tetap kita laksanakan,” kata Wakil Bupati (Wabup) Loteng, HL. Pathul Bahri, S.Ip saat menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pendampingan tanaman pangan tahun 2019 bersama para Bhabinsa, Selasa (19/ 11) kemarin.

Dikatakannya, rata-rata kebtuhan konsumsi penduduk Loteng perkapita per orang dalam pertahun sebesar 135. 234 Kg. Dimana angka tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat konsumsi penduduk secara nasional. “Penduduk Loteng Jumlahnya sekitar 1,1 juta jiwa dengan konsumsi rata-rata perkapita atau orang pertahun sebesar 135, 234 Kg. Dengan tingkat produksi beras sejumlah 333, 567 ton perhari. Kita masih memiliki cadangan pangan atau surpius sebesar 198, 333 ton,” terangnya

Dijelaskannya, selama ini Loteng sebagai daerah yang mendukung ketahanan pangan nasional mempunyai peranan yang sangat panting. Hal ini terbukti, Loteng juga mensuplai kebutuhan beras provinsi lain, seperti NTT dan Bali. Kemudian untuk benih kedelai, Loteng diharapkan menjadi salah satu kabupaten sebagai penghasil benih kedelai nasional. Benih kedelai kita dikirim ke Lampung, NTT, Kalimantan Selatan dan daerah lainnya. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten,” jelasnya.

Dukungan program dan kegiatan baik dari APBN, APBD 1 maupun APBD ll, lanjutnya, harus menjadi pemacu produksi dan produktifntas setiap komuditas tanaman pangan di Loteng. Selain itu juga, pengawalan serta pendampingan kepada petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha pertanian harus dioptimalkan untuk menjamin terselenggaranya.

peroses produksi pada setiap wilayah guna pencapaian target produksi tersebut. “Pengawalan dan pendampingan aparat, seperti penyuluh, POPT, TNI dan aparat pertanian lainnya sangatlah panting. Agar berbagai program bisa dijalankan dengan baik. Setidaknya kalau diperiksa petugas, maka kita barengan diperiksa sama TNI karena TNI yang mendampingi program,” tandasnya.

Sementara itu, Komandan Kodim (Kodim) 1620/Loteng, Letnan Kolonel Czi Prastiwanto meminta agar para bhabinsa terus mendampingi para petani dalam menialankan herbagai program yang sudah ada. Dimana dalam hal ini, para petani juga diharapkan tidak ragu meminta saran atau permasalahan lainnya dalam menjalankan aktivitasnya. Apalagi, Loteng merupakan daerah yang mayoritas warganya menggantungkan hidup dari bercocok tanam. “Kalau perut kenyang maka daerah akan aman dam nyaman. Jadi kalau ada masalah silahkan koordinasi dengan bhabinsa yang ada di masing-masing wilayah,” pungkasnya.