LOMBOK TENGAH,

Sebanyak 32 ibu rumah tangga (IRT)didesa lekor kecamatan janapria,mengikuti kursus menjahit yang diselenggarakan pemritah desa(pemdes) setempat, pelatihan ini merupakan salah satu dari sekian banyak program pemberdayaan yang dilaksanakan pemdes.

Kepala media belum lama ini, kades lekor,agus sedikin menjelaskan,pelatihan menjahit tersebut akan berlangsung selama tujuh hari kedepan. Selama pelatihan, peserta diajarkan memproduksi pakaian sendiri oleh dua orang tutor berpengalaman yang sudah memiliki sertifikat keterampilan.

Dikatakan agus,pelatihan tersebut menelan biaya Rp 50 juta lebih yang bersumber dari dana desa(DD) tahun ini, jumlah tersebut dialokasikan untuk konsumsi,pembelian seragam,transport peserta dan insentif tutor dana tersebut juga diarahkan untuk pembelian peralatan menjahit. Dimana, setelah pelatihan peserta akan diberikan sertifikat dan mesin jahit oleh pemdes. Sehingga setelah pelatihan peserta bias langsung memulai usaha secara mandiri dirumahnya maupun membuka usaha baru ditempat lainnya. Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa, pada pelatihan ini warga yang ingin mengikutinya sebenarnya mencapai 70 orang lebih.Hanya saja, mengingat anggaran yang terbatas, peserta terpaksa diambil system perwkilan dengan satu orang dari masing-masing dusun dari 32 dusun yang ada.’’yang 32 ini kita upayakan hasilnya optimal,’’ungkapnya.

Adapun tujuan pelatihan ini tambahnya,tidak lain untuk meningkatkan perekonoman masyarakat melalui kegiatan ini,kedepan para IRT diharapkan bias lebih mandiri,sehingga perekonomian kelurga bias ditopang dari kreatifitas IRT.Artinya, paling tidak bias menghasilkan uang tambahan keperluan keluarga tanpa harus mengandalkan hasil suami mereka. Kedepan, para peserta pelatihan saat ini juga diharapkan bias menularkan ilmunya kepada masyarakat disekitarnya.

Demikian juaga pemdes akan terus berupaya mengadakan kegiatan serupa,tentunya dengan melihat potensi desa. Misalnya pelatihan kerajinan ketak,pembuatan tikar pandan atau jenis kerajinan tangan lainnya.’’kami ingin focus pemberdayaan.Tidak ada artinya kita bangun jalan dan fasilitas fisik lainnya kalau masyarakat kita belum bias mandiri,’’pungkasnya.(tar) by Radar Mandalika